Powered By Blogger

Minggu, 04 Desember 2011

Aku dan tangisanku


          Lagi-lagi karna cinta aku tetap menyalahkan waktu, seolah disetiap nafas yang aku hembuskan itu terucap namamu. Sulit bagiku untuk bisa menghapuskan semua cerita kita yang berakhir luka, mengapa harus aku yang mengorbankan air mataku, tak ingin rasanya aku mengulang kesalahanku, keraguanku untuk cinta kini membuat aku tak dapat mencinta dengan penuh rasa.
Berjuta cerita yang telah terukir dan menjadi sebuah dilema, membuatku bimbang dalam keluhku, ingin ku memakimu yang telah lancang pergi meninggalkanku dengan berjuta asa. Mengertikah engkau?? Sulit untukku menghapuskan semua tentangmu, berikan aku waktu untuk dapat melepas kepergianmu, izinkanlah aku melupakanmu dan cintamu. Aku terluka, luka karna kamu, karna cintamu, dan karna dustamu. Haruskah aku memohon akan cintamu? Tegakah kamu melihatku mengais kesedihan!!?
Kejam.
Itu sebutan yang layak untukmu, kamu yang sudah menggoreskan luka dihati. Aku yang telah menguraikan air mata karnamu. Dapatkah kamu menyembuhkanku? Semua luka dihatiku?
Malam pun menangis melihat aku tertatih di bawah bintang yang bertaburan dilangit, bulan pun menyaksikanku bersamaan dengan deritaku. Aku mencoba bertahan diatas puing-puing cinta yang tlah rapuh..
Tidak seharusnya aku menangisimu, orang yang dengan tega membuat aku merasa tak mampu bernafas lega.
Tapi karna aku yang terlanjur cinta, karna kamu yang terlanjur memberikan harap. Tapi kenapa kini harus aku yang bertanaya dimana cintamu?
Aku tak mengerti apa yang terjadi kini, terlambat sudah untukku menyalahkan cinta. Karna semua tak dapat ku lukiskan kembali dengan indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar