Lagi-lagi
karna cinta aku tetap menyalahkan waktu, seolah disetiap nafas yang aku
hembuskan itu terucap namamu. Sulit bagiku untuk bisa menghapuskan semua cerita
kita yang berakhir luka, mengapa harus aku yang mengorbankan air mataku, tak
ingin rasanya aku mengulang kesalahanku, keraguanku untuk cinta kini membuat
aku tak dapat mencinta dengan penuh rasa.
Berjuta cerita yang telah terukir dan menjadi sebuah dilema,
membuatku bimbang dalam keluhku, ingin ku memakimu yang telah lancang pergi
meninggalkanku dengan berjuta asa. Mengertikah engkau?? Sulit untukku
menghapuskan semua tentangmu, berikan aku waktu untuk dapat melepas
kepergianmu, izinkanlah aku melupakanmu dan cintamu. Aku terluka, luka karna
kamu, karna cintamu, dan karna dustamu. Haruskah aku memohon akan cintamu? Tegakah
kamu melihatku mengais kesedihan!!?
Kejam.
Itu sebutan yang layak untukmu, kamu yang sudah
menggoreskan luka dihati. Aku yang telah menguraikan air mata karnamu. Dapatkah
kamu menyembuhkanku? Semua luka dihatiku?
Malam pun menangis melihat aku tertatih di bawah bintang
yang bertaburan dilangit, bulan pun menyaksikanku bersamaan dengan deritaku. Aku
mencoba bertahan diatas puing-puing cinta yang tlah rapuh..
Tidak seharusnya aku menangisimu, orang yang dengan tega
membuat aku merasa tak mampu bernafas lega.
Tapi karna aku yang terlanjur cinta, karna kamu yang
terlanjur memberikan harap. Tapi kenapa kini harus aku yang bertanaya dimana
cintamu?
Aku tak mengerti apa yang terjadi kini, terlambat sudah
untukku menyalahkan cinta. Karna semua tak dapat ku lukiskan kembali dengan
indah.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar