Ketika semua bisu, air mata pun tak
mampu lagi untuk mengungkap, semua sudah terlalu palsu, dan aku pun tak
mengenali diriku, namun aku hanya dapat merangkumkan segenap rasa dalam coretan
kecil diatas kertas..
Saat waktu
tak dapat untuk berhenti, namun jerit pun terus menyeru untuk kembali, dapatkah
kita kembali bersama? Didalam satu senja yang sewarna?
Mungkin terlalu direka-reka, tapi apa
yang harus ku kata, semua Nampak bohong, hanya saksi bisu yang dapat menjawab. Siapakah
kamu? Siapakah kita? Dan kenapa dia ada? Dapatkah kamu menjawabnya?
Semua omong
kosong, tangis yang bersahutan tak satupun kau hiraukan, bisakah kamu mengerti
apa semua yang seharusnya kamu tau? Perasaaku… iya.. seharusnya kamu tau
perasaanku..
Sakit..
terluka…
Namun apa
dayaku untuk menepis semua duka? Aku tak sanggup berjalan diatas takdir yang
telah digariskan..
Semua ku
tumpahkan diatas lembaran-lembaran kertas suci tak bernoda, kucoretkan tinta
hitam yang menjadi saksi bisu.. perlu kamu ketahui satu hal..
“jiwaku
adalah jiwamu, dalam satu rupa yang berbeda..”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar